Menengok Tradisi Warga Tionghoa pada Bulan Delapan Imlek

Banyak tradisi yang masih dipertahankan warga Tionghoa hingga saat ini. Salah satunya tradisi pesta bulan purnama yang biasa digelar tanggal 15 bulan delapan Imlek

TRADISI : Banyak tradisi yang masih dipertahankan warga Tionghoa hingga saat ini. Salah satunya tradisi pesta bulan purnama yang biasa digelar tanggal 15 bulan delapan Imlek

Sembahyang dengan Persembahan Kue Bulan

Banyak tradisi yang masih dipertahankan warga Tionghoa hingga saat ini. Salah satunya tradisi pesta bulan purnama yang biasa digelar tanggal 15 bulan delapan Imlek. Karena tradisi tersebut masih sekitar dua minggu lagi, belum ada persiapan mencolok menyambut tradisi tersebut.

Iriansyah.B- PALEMBANG

Pada bulan delapan imlek, banyak tradisi yang bakal digelar warga tionghoa salah satunya tradisi pesta bulan yang digelar pertangahan bulan. Namun hingga saat ini belum ada persiapan khusus menyambut tradisi tersebut.

Salah seorang warga tionghoa yang tinggal di kawasan Sumur Tinggi Kecamatan IT II Ahua mengaku mengenal tradisi tersebut, namun memang saat ini belum dilakukan persiapan karena waktunya masih cukup lama. “Saat ini belum ada persiapan diri menyambut tradisi itu, kan masih sekitar dua minggu lagi,” ujarnya.

Seperti tahun-tahun lalu, tradisi ini bakal dilangsungkan secara sederhana yaitu dengan memakan kue bulan. Kue itu sendiri tidak lagi dibuat sendiri, karena banyak dipasarkan menjelang perayaan tersebut. “Biasanya kita beli, karena pembuatannya cukup rumit, termasuk syarat-syarat tertentu yang harus dijalani saat membuatnya, “ terangnya.

Hal senada diungkapkan Heri, menurut warga tionghoa yang tinggal di Jl Sutan Syahrir ini dirinya tetap mempertahankan tradisi kue bulan tersebut. Hanya saja karena saat ini masih berada di penghujung bulan ketujuh Imlek, dia memang belum mempersiapkan diri. “Tapi setiap tahun kita masih menjalankan,” katanya lagi. Menurut dia, sebagian besar masyarakat Tionghoa saat ini lebih banyak membeli daripada membuat sendiri kue bulan tersebut. “Kalau sekarang masyarakat Tionghoa lebih memilih yang praktis saja. Makanya mereka lebih banyak membeli ketimbang membuat kue bulan sendiri,” bebernya.

Ia mengatakan, kue bulan tersebut biasanya digunakan untuk sembahyang sebagai salah satu sesaji. Meski begitu terkadang kue tersebut juga dibeli untuk dimakan bersama keluarga. “Boleh saja memakan kue tersebut saat kumpul bersama keluarga,” paparnya. Menurut dia, tradisi kue bulan dijalankan dengan melakukan sembahyang, dan kue bulan adalah salah satu persembahan. Biasanya ritual sembahyang dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 6.00 atau 7.00, namun ada juga yang melakukan sembahyang pada pukul 00.00. (*)

Tinggalkan komentar