Rem Konsumsi, Genjot Kredit Produktif

RADAR PALEMBANG,BBNI -Himbauan bank sentral agar perbankan mengerem kredit konsumsinya mendorong Bank BNI untuk memacu pertumbuhan kredit produktif. Bank pelat merah itu berharap, lewat kucuran kredit produktif  nantinya bisa mendongkrak kinerja kredit hingga akhir tahun.


Pemimpin Wilayah Bank BNI Kanwil 06 Surabaya Rudhyanto Mooduto menuturkan, kredit produktif bisa berkembang karena digunakan sebagai modal kerja, sehingga risikonya lebih rendah dibanding kredit konsumsi.  Apalagi, dalam situasi saat ini, kredit produktif bisa mendorong sektor riil sehingga bisa menggerakkan ekonomi. ”Pertumbuhan kredit diharapkan bisa tetap positif setelah kredit konsumsi dikurangi,” papar Rudhyanto saat berkunjung ke redaksi Jawa Pos kemarin (7/10).
Sebenarnya, kata dia, demand kredit masih cukup tinggi. Namun, dalam kondisi saat ini, pihaknya berusaha memilah jenis kredit untuk menekan risiko kredit bermasalah dan menggenjot kinerja kredit.
Menurutnya, kredit produktif diharapkan bisa mendongkrak kinerja kredit bank pelat merah tersebut. Pasalnya, pertumbuhan kredit di paruh kedua tahun ini diprediksi tidak setinggi sebelumnya. BNI sendiri banyak mengucurkan kredit produktif kepada sektor perdagangan, pertanian, perkebunan, dan UMKM.
Bank BUMN itu menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini bisa meningkat 20 persen dari tahun lalu. Di tengah situasi sekarang, menurut dia, pertumbuhan sudah maksimal mengingat kondisi sektor riil yang sedang lesu dan tingginya suku bunga. ”Hingga kini memang belum ada revisi,” jelasnya.
Total pertumbuhan pengucuran kredit Bank BNI di Jatim hingga September lalu mencapai 7,9 triliun. Dari angka tersebut, kredit produktif naik 25,32 persen dibanding akhir Desember tahun lalu. Sedangkan kredit konsumsi tumbuh 33,48 persen, dan kredit usaha rakyat (KUR) Rp 110 miliar. Loan to deposit ratio (LDR) mencapai 63 persen. ”Masih ada ruang untuk menggejot kredit,” jelas Rudhyanto.
Demi mendongkrak kinerja kredit, lanjut dia, pihaknya akan membidik sektor UMKM. Menurutnya, bermain di segmen tersebut lebih menguntungkan karena margin relatif lebih tinggi. Pihaknya telah mengoperasikan 10 BNI Tunas Usaha (BTU), yang merupakan sentra kredit usaha kecil, di Jatim. Hal itu dimaksudkan untuk menjaring kredit UMKM. (ina/bas)

Tinggalkan komentar